26 Februari 2012, pagi sekitar jam 7. Saya sedang
menghabiskan kopi, lalu tiba-tiba terpikir sesuatu yang memang ingin saya
kerjakan sejak beberapa hari sebelumnya. Sebuah keisengan minggu pagi (yang
meskipun bagi saya tidak ada bedanya
hari Minggu atau hari yang lain). Maka
saya kirimkan SMS ke beberapa teman kuliah dulu yang sekarang berprofesi
sebagai guru bahasa inggris. SMS-nya berbunyi begini ‘kata apa yang kau ajarkan
kepada murid-muridmu untuk menyebut petani dalam bahasa inggris?’
Sekitar jam 9 seorang teman membalas ‘ya pasti farmer’ begitu katanya, dan apa gambar yang biasa menyertainya? Tanya saya lagi, jawabnya adalah orang membawa cangkul. Jawaban seorang teman yang lain seperti ini ‘ngetes pa py? wg farmer ae msk lali.[1] Emang ada kata yang lain?’. Teman ketiga menjawab agak ragu-ragu ‘farmer. Salah ya?’ sedang jawaban teman keempat yang baru menjawab SMS saya selepas maghrib adalah ‘farmer. Lha kenapa nis?’.
Lalu setelah beberapa bulan berlalu saya bertanya kepada teman yang lain, jawabannya ‘ngetes po ngece iki?’ tapi kemudian dia menjawab ‘aku pakai istilah yang standar, farmer’. Okay, artinya ada istilah yang tidak standar menurutmu… aku masih mengejar. Ia menjawab lagi, ya maksudnya bukan ada yang tidak standar,cuma umumnya kan orang-orang pake istilah itu. jadi ya istilah yang banyak dipakai itu tak anggap standar J (smiley-nya juga dari dia).
Ketika saya bertanya kenapa tidak pakai peasant, seorang teman mengatakan bisa saja, hanya konotasinya itu adalah petani yang melarat atau buruh tani. Saya tidak bertanya lebih lanjut. Hanya kemudian memintanya melakukan apa yang biasa diminta dosen-dosen kami dulu ‘consult your dictionary…’. Dan saya pun melakukan hal yang sama.
Pertama saya membuka Oxford advanced learner’s dictionary terbitan tahun 1989 untuk melihat arti kata farmer dan menemukan
Farmer (n) person who owns or manages a farm
Sedangkan farm itu sendiri adalah dalam kamus itu diartikan
sebagai berikut :
(n) 1 area of land, and the buildings on it, used for growing
crops or raising animal 2 farmhouse and the buildings near it 3 place where
certain fish or animals are raised
Farm (v) grow crops or rear animals
Berikutnya saya memeriksa Longman dictionary untuk melihat
arti kedua kata itu
farm1 /fArm/ n. [C] an area of land
used for raising
animals or growing crops: farm
animals | I grew up on a
farm. | a dairy/hog/cattle
etc. farm [ORIGIN:
1300—1400 Old French ferme
“rent, lease,”
from Latin firmus
“firm, fixed”]
farm2 v. [I,T] to use land for
raising animals or
growing crops: Our
family has farmed here for years.
farm·er /'fArmø/ n. [C] someone who
owns or
manages a farm
lalu apa bedanya dengan peasant? Oxford advanced learner’s dictionary
mengartikan sebagai berikut :
Peasant (n) 1 (in the rural areas
of some countries) farmer owning or renting a (usu small) piece of land which
he cultivates himself 2 (formerly)poor agricultural worker 3 (infml derog)
person with rough unrefined manners
Sedang Peasant dalam longman dictionary artinya adalah :
peas·ant /'pEz@nt/ n. [C] a poor farmer who
owns or rents a small amount of land, either in past
times
or in poor countries
sebenarnya farmer juga, hanya ada adjektif di depannya
‘poor’, dan ada beberapa kata kunci di situ : small piece of land, poor, cultivates himself, dan rent.
Seorang teman kemudian bertanya ‘ada istilah lain?’ Lalu
saya menawarkan peasant, apalagi kalau yang diceritakan adalah petani di
Indonesia,dan apalagi kalau gambarnya petani membawa cangkul. Dia bilang, benar
juga ya petani kita kan kebanyakan tidak punya farm….
Bagi kita yang hidup di Indonesia, tentunya farm dan farmer
bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan sebagian besar petani
kita. Masyarakat petani kita yang menghuni desa-desa yang tersebar di seluruh
negeri yang katanya agraris ini sebagian besar hanya memiliki lahan kurang dari
¼ hektar. saya tidak mengada-ada atau
melebih-lebihkan. Gunawan Wiradi dan Dianto Bachriadi dalam Enam Dekade
Ketimpangan, Masalah Penguasaan Tanah di Indonesia (September 2011)
membandingkan hasil 5 sensus pertanian, tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003.
Dari data tersebut jumlah absolute landless hanya menurun sekali pada periode 1973-1983,
selebihnya jumlahnya meningkat terus. Sementara jumlah rumah tangga pertanian
terus meningkat di tiap periodenya. Dalam data sensus luas lahan pertanian baik
sawah maupun ladang di jawa dan di luar jawa mengalami peningkatan, namun jika
melihat tingkat penguasaan lahan oleh petani nampak penurunannya. Sementara
jumlah luas perkebunan besar semakin meningkat utamanya di luar jawa. Itu adalah realitas kehidupan kita.
Sebagai sebuah awalan untuk memperkenalkan realitas hidup kita
kepada generasi penerus bangsa, saya berpendapat bahwa kepada mereka haruslah
diperkenalkan kata ‘peasant’ dan bukan kata farmer. Karena dengan mengenal kata
peasant itu maka yang tergambar di dalamnya adalah kehidupan senyatanya dari
bagian besar rakyat di negeri ini. Karena lebih dari sebuah kata, peasant
adalah sebuah konsep. Menyelaminya orang akan melihat ketidak adilan,
ketimpangan, ketertindasan, hilangnya akses atas sumberdaya, yang selama ini diromantisir dalam gambar
seorang petani sederhana mengenakan caping dan memikul cangkul. Agar pelajaran
sekolah tidak menjadi fiksi belaka.
No comments:
Post a Comment